Pertamina Aviation Truck Driving Training Program 2016
SDC Training Program
Pertamina Aviation Truck Driving Training Program 2016
SDC Training Program
Beberapa saat yang lalu, salah satu teman saya bertanya penggunaan lampu sein saat bermanuver maupun pada saat hujan.
Sering kita lihat pengunaan lampu hazard kendaraan roda empat pada saat hujan lebat. Penggunaan lampu hazard pada saat itu tidaklah tepat.
Terdapat beberapa alat-alat di kendaraan kita, baik mobil manual maupun otomatis yang perlu kita pahami fungsi dasarnya.
Umumnya, sebuah mobil manual memiliki setir, pedal gas, pedal rem, pedal kopling, dan rem tangan atau dikenal dengan nama lain rem parkir (parking brake)
Lalu apa fungsi masing-masing alat tersebut? Dan bila Anda menjawab judul diatas dengan jawaban untuk menjalankan mobil, jawaban anda tidak tepat.
Mungkin untuk sebagian para pengemudi baru yang sedang belajar mengendarai mobil manual, judul diatas adalah salah satu hal yang sangat menakutkan yang dapat dialami oleh seorang pengemudi.
Pemikiran bahwa ia harus berhenti di tanjakan dan memulai menjalankan kembali mobilnya dapat merupakan tugas yang teramat kompleks. Paranoia mungkin akan hadir, terbersit pikiran bahwa mobil akan meluncur kebawah, menabrak mobil lain, hingga mesin mati karena salah prosedur start.
Namun sebenarnya, tugas tersebut tidaklah terlalu rumit. Mari kita telaah apa sesungguhnya yang terjadi:
Sekitar semingguan lalu, masyarakat Surabaya dikejutkan dengan peristiwa kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang. Adalah mobil Lamborghini yang dikemudikan WL menabrak sekumpulan orang yang berada di pinggir jalan.Dugaan sementara, sang pengemudi memacu kendaraannya dengan kecepatan yang tidak rendah, kemudian terjadi sesuatu yang mengakibatkan kendaraan tersebut berubah arah dan akhirnya menabrak orang dan kemudian terhenti di sebuah pohon.
Terlepas dari apa yang sesungguhnya terjadi, saya tidak bisa menganalisa mendetail dikarenakan tidak turut dalam proses investigasinya. Namun saya akan mencoba menilik dari sisi lain yang berkorelasi dengan proses berkendaraan.
Sebagai manusia yang hidup di metopolitan seperti Jakarta, kegiatan transportasi seakan tidak bisa lepas dari risiko yang mengintai, yaitu kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas tidak lah pandang bulu, ia dapat menimpa siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Apakah dari khalayak umum, pebisnis, militer bahkan pejabat negara.
Ketika terjadi kecelakaan lalu lintas, media pun beramai-ramai mengulasnya, memberikan laporan pandangan mata, hingga investigative journalism pun turut serta. Headline pemberitaan media cetak, televisi hingga internet memasang judul yang segera mencuri perhatian kita. Masih teringat pula, judul-judul seperti Xenia maut, Outlander maut, Nissan Juke maut atau bahkan yang terkini: Lamborghini maut.
(link sumber gambar)
Perlintasan rel kereta dengan jalan raya
Pada dasarnya, dua moda transportasi ini memiliki ruang nya masing-masing.Namun, ada kalanya dua ruang ini bersilangan. Kereta listrik atau kereta api, mengikuti alur yg tidak banyak ruang untuk berpindah lajur, setidaknya ada lokasi-lokasi khusus untuk melakukan pergerakan. Berbeda halnya dengan kendaraan yang ada di jalan raya. Begitu mudahnya kendaraan seperti mobil, motor, hingga truk untuk bergerser dan berpindah lajur.
Dengan menilai kondisi tersebut, maka, selayaknyalah kendaraan jalan raya lah yang perlu mengantisipasi gerakan kereta listrik ketika ruang merek bersilangan.
Tunggu dulu, saya tidak sedang berbicara tentang hal politik, ekonomi atau pun budaya.
“Amerika-nisasi” yang saya bicarakan disini berkaitan kebiasaan orang Indonesia, mungkin khususnya orang Jakarta, mengenai pola perilaku berkendaranya.
(click picture for source)Saya Pelopor Keselamatan
Adalah sebuah program dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Program nasional yang telah di canangkan oleh Presiden SBY dimaksudkan untuk menggerakan masyarakat Indonesia supaya lebih perduli mengenai keselamatan khususnya pada bidang berlalu lintas dan bersama-sama menurunkan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia ini. (berita lengkap: klik disini)
Kebetulan pada bulan juni 2013 kemarin pada acara Rakernis bidang PJR Tahun 2013 itu, saya berkesempatan untuk memberikan materi seputar defensive driving khususnya mengenai bagaimana membentuk pola pikir yang mengutamakan keselamatan dengan menggunakan aspek-aspek berkendara antisipatif
Pada saat kita berkendara di jalan, kita sebenarnya dalam kondisi berinteraksi dengan pengguna jalan yang lain. Tindakan kita dan atau mereka, turut mempengaruhi kondisi arus lalu lintas itu.
Arus lalu lintas adalah sebuah hal yang dinamis, selalu berubah, dan pastinya tidak dapat diprediksi. Dinamika tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mendasar adalah bahwa kendaraan di jalan raya tidak berada di jalur yang Fix seperti halnya kereta api, monorel, trem dan sebagainya. Batasan sebenarnya diberlakukan dengan menempatkan marka-marka jalan ataupun rambu lalu lintas lainnya. Namun, unsur pengemudi lah yang berpengaruh langsung terhadap dinamika kendaraan itu.
Dengan pola pikir bahwa sang pengemudi dapat mengarahkan kendaraannya dengan mudahnya, maka, kita sebagai pengemudi yang defensive haruslah siap mengantisipasi segala bentuk dinamika kendaraan yang ada di arus lalu lintas dimana kita berada.